Iket dalam budaya sunda memiliki filosofi tersendiri, disebut Makutawangsa : “sing saha bae anu make iket ieu, maka dirina kudu ngalakonkeun PANCADHARMA….“ artinya : “barang siapa yang menggunakan iket ini, harus menjalankan PANCADHARMA…“ Hukum
PANCADHARMA : Apal jeung hormat ka PURWADAKSI DIRI (Menyadari dan
menghormat kepada asal usul diri).Tunduk kana HUKUM jeung ATURAN (Tunduk
akan hukum dan tata tertib/aturan).Berilmu (DILARANG
BODOH..!)Mengagungkan SANG HYANG TUNGGAL (Sang pencipta, Tuhan).Berbakti
kepada BANGSA dan NEGARA.Digambarkan tahapan iket Makutawangsa. Pada tahap pertama disebut OPAT KA LIMA PANCER, dapat juga diartikan diri menyatu dengan unsur-unsur utama alam: Angin, Cai (Air), Taneuh (Tanah) dan Seuneu (Api). Kemudian segiempat tadi dilipat menjadi bentuk segitiga yang merupakan refleksi Diri, Bumi dan Negeri. Refleksi ini dikenal dengan sebutan TRITANGTU dalam falsafah sunda. Kemudian lakukan lipatan sebanyak lima kali, disebut sebagai PANCANITI.Niti Harti (Tahap mengerti)Niti Surti (Taham memahami).Niti Bukti (Tahap membuktikan).Niti Bakti (Tahap membaktikan).Niti Jati (Tahap kesejatian, manunggal dengan sang pencipta)Gambar
berikutnya disebut SANG HYANG TUNGGAL merupakan refleksi dari sang
pencipta. Dan gambar terakhir adalah gambar iket yang sudah jadi
menempel di kepala. Lungguh pada gambar terakhir adalah refleksi patuh pada sang pencipta.Filosofi diatas adalah pemahaman pribadi mengenai filosofi iket sunda.Budaya
mengalami perkembangan. Termasuk dalam jenis-jenis iket sendiri.
Adalah Mochamad Asep Hadian Adipraja, saya sebut sebagai seorang
pemerhati iket sunda. Saya mengenal Kang Asep dari seorang teman yang
gemar dengan kebudayaan sunda. Dan sampai saat ini Kang Asep masih
mengumpulkan rupa-rupa iket yang ada di Nusantara. Kang Asep dalam blognya pulasaraiket
menganalisa bahwa iket dapat digolongkan menjadi dua model utama :Rupa
Iket Buhun; adalah rupa iket yang sudah terdapat di kampung-kampung
adat, dan sudah menjadi pola kebiasaan sehari-hari dalam penggunaannya
tanpa tercampur oleh budaya atau elemen dari luar.Rupa Iket Reka-an;
adalah rupa iket hasil karya dari pribadi dengan kreasi yang
disukainya, namun pada prinsipnya adalah tetap menggunakan kain
segiempat.Berikut adalah rupa iket yang berhasil dikumpulkan :RUPA IKET BUHUNParekos
Jéngkol; Parekos Nangka; Barangbang Semplak; Julang
Ngapak; Koncér; Kuda Ngencar; Lohen; Kebo Modol; Kolé Nyangsang; Buaya
Ngangsar; Porténg; Parekos Gedang ( Kampung Ciptagelar ); Ki Parana (
Kampung Ciptagelar ); Udeng ( Kampung Ciptagelar ); Pa’tua ( Kampung
Ciptagelar ); Babarengkos ( Kampung Ciptagelar ); Iket Adat Kampung
Ciptagelar 1 ( Kampung Ciptagelar ); Iket Adat Kampung Naga 1; Iket Adat
Kampung Naga 2; Iket Adat Kampung Dukuh; Iket Adat Kampung Cikondang
1; Iket Adat Rancakalong;
RUPA IKET RÈKA-ANParékos Candra Sumirat; Parékos Maung Leumpang; Parékos Batu Amparan; Parékos Dua Adegan; Parékos KiPahare; Kujang Dua
RUPA IKET RÈKA-ANParékos Candra Sumirat; Parékos Maung Leumpang; Parékos Batu Amparan; Parékos Dua Adegan; Parékos KiPahare; Kujang Dua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar